Egoiskah jika aku mengharapkan mu ? Saat engkau tak melihat kearahku lagi.. Saat engkau tak menyebutkan namaku lagi.. Dan saat tak ada alasan untuk kita sekedar bertukar sapa..
Aku terbangun dari tidurku semalam. Kurasakan perih saat aku hendak membuka mata. Ternyata bekas air mataku mengering di pelupuk mata.
Ku lirik kearah jam yang ada dimeja rias, sekilas mataku melihat bingkai foto yang ada didekat jam bekker itu.
“Arghhhhhhhhhhhh..” Aku mengerang sambil memijat kepalaku pelan, ternyata aku lupa mengepak bingkai yang satu itu. Tak dapat aku bergerak dari tempat tidur, rasanya kepalaku sakit sekali. Mungkin akibat menangis sepanjang malam terjaga.
Tak kuasa aku melihat bingkai foto itu, tak kuasa aku melihat senyum tulus itu. Senyum yang kini bukan milikku lagi. Who are you ? Itu yang terngiang ngiang ditelingaku. Benatku penuh dengan pertanyaan yang siap meluap dari wadahnya. Aku seakan akan tak mengenal sosok dibingkai itu. Kutarik perkataan ku lagi, “seakan akan?” hm.. Atau mungkin aku benar benar tak mengenalmu. Ku raih bantal guling yang ada didekatku. Ku lempar kearah bingkai foto yang masih berdiri kokoh seakan akan menentang.
Plang.. Terdengar suara bingkai yang terpecah belah. Ada sedikit rasa lega, sambil menarik selimut yang berwarna putih, aku enggan untuk keluar.
Tak ada alasanku untuk keluar hari ini. Suasana hati yang tak mendukung membuatku memutuskan untuk tetap diam dibalik selimut putihku. Dan.. Tak setetes air mata pun mau mengalir lagi dipipi. Perlahan lahan aku kembali kealam bawah sadar, untuk menghilangkan perasaan ini sejenak.
Ya.. Sejenak.
Tamat
Comments
Post a Comment