Author : Intan Jelita Saragih
Hai sebenarnya kemarin kemarin ini cerpen penulis buat di wordpress, berhubung penulis malas buka wordpress gara di laptop penulis lama banget buka nya. Maka penulis pindahin dah ke blog penulis yang baru ini. Heehe
—oOo—
‘Sampai kapan lagi aku berada disampingnya?’ Itulah pertanyaan yang selalu tergiang dikepala Pak Shun Hee. Melihat tingkah suaminya itu dia sangat muak. Wajah sangat manis yang selalu menjadi pusat perhatian para gadis. Senyum yang selalu bertengger dibibir, beda dengan Park Shun Hee sendiri yang kerap kali terlihat murung. Terkadang ada rasa menyesal, mengapa dia menerima lamaran pria muda yang umurnya terpaut 10 tahun dibawahnya itu.
“Hei nyonya kim.” Kim So Hyun yang berperan sebagai suami memandang istrinya heran. Selama ini istrinya selalu cemberut, padahal pernikahan mereka baru mau memasuki tahun yang pertama. Memang sampai saat ini mereka belum dikaruniai anak. Karena Park Shun Hee beralasan masih ingin memfokuskan diri kepada karirnya. Sehingga Kim So Hyun harus mengerti kemauan istrinya itu. Mungkin sangat repot jika membagi waktu antara mengurus anak, suami, rumah dan butiknya.
“Ya?” balas Shun Hee sambil tetap memainkan smarthphone tanpa memandang sedikit pun kearah suaminya yang berada dekat jendela.
“Kamu kenapa?”
Tak sedikit pun digubris oleh Shun Hee. Malah dia semakin cemberut sambil berdiri meraih tasnya.
“Aku pergi dulu.” Shun Hee berjalan meninggalkan suaminya yang sedang memandang kosong kearah jendela.
—oOo—
Suasana di Cafe Bene yang terletak disekitar Universitas Hangsung Korea Selatan itu tampak lengah. Disudut ruangan terlihat sosok Shun Hee yang sedang menikmati green tea bingsunya. Mungkin dia sedang menunggu seseorang. Ternyata tepat sekali, sekitar 15 menit menunggu Shun Hee sudah berada dengan temannya diCafe yang bernuansa kayu dan rotan itu. Hyun Bin memesan dan mereka berbicang bincang.
“Ada apa lagi dengan kalian?” Hyun Bin yang tampak frustasi sambil menggigit kecil bibir bawahnya. Shun Hee tampak diam dan cemberut sesaat.
“Seperti kau tidak tahu saja masalah dirumah tangga kami.” balasnya sambil wajahnya bertopang ditangannya.
“Jangan Seperti itu, emang masalah apa ? Kamu harus cerita ?” Hyun Bin memasang wajah seperti malaikat agar Shun Hee cepat melebur.
“Aku benci Kim So Hyun.” “YA!!! AKU BENCI PRIA ITU!!” Shun Hee berteriak sambil menggeleng gelengkan kepalanya tanda emosi.
“Shun Hee, tenang kamu tenang..” Hyun Bin memandang sekitarnya, karena beberapa pengunjung memperhatikan mereka dengan tatapan prihatin.
“Kamu tidak lihat tatapan tatapan prihatin itu?” Shun Hee tetap diam dan menunduk.
“Ini minum dulu.” Hyun Bin menyodorkan green tea bingsu Shun Hee.
“Iss, kenapa memesan green tea bingsu saat hati sedang panas. Issshh.. Cinca?” gerutu Hyun Bin pelan.
Saat suasana hati Shun Hee perlahan lahan mulai membaik Hyun Bin mencoba bertanya lagi dengan hati hati.
“Ada apa dengan Kim So Hyun ?” sambil menarik nafas Shun Hee siap menjawab.
“Dia lagi lagi memasang wajah sok tampannya itu didepan para gadis.” desah Shun Hee.
“Para gadis ?” “Haaa?” terlihat Hyun Bin keheranan.
“Bukannya dia selalu berada disampingmu, bukankah dia selalu ada ditempat kerjamu ? Gadis mana yang bisa mendekatinya Shun Hee ?” kali ini Hyun Bin memasang wajah tak mengerti.
“Kau tidak mengertikan kalau jadi aku.”
“Apa yang harus dimengerti ?”
“Dia selalu tersenyum dengan semua orang dan aku muak sebagai istri.” Shun Hyun berkata frustasi.
“Bukankah itu wujud dari tuntutan pekerjaan ? Kau yang memilih dia sebagai model majalah butikmu.” Hyun Bin semakin tak mengerti jalan pikiran sahabatnya ini.
Shun Hee hanya terdiam sambil menerawang memang semua yang dikatakan Hyun Bin benar. Dia yang membawa Kim So Hyun menjadi model majalah butiknya. Itu memang tuntutan pekerjaannya sebagai model. Apalagi sekarang Kim So Hyun semakin tambah terkenal. Banyak perusahaan-perusahaan majalah produk yang menginginkan Kim So Hyun sebagai modelnya.
Hyun Bin menggebrak meja pelan sehingga sahabatnya bangun dari lamunanya. Hyun Bin berdiri dan meaih tasnya. Dia membungkuk, mendekatkan wajahnya ke wajah Shun Hee.
“Sekarang pulang, dan bicarakan baik baik dengannya. Jangan buat dia bingung dengan kondisi ini.”
Shun Hee hanya menatap wajah Hyun Bin lekat lekat tanpa berkata sepatah kata pun lalu mengalihkan pandangannya kearah jendela.
“Hm.. Kuharap kau tak mengeraskan hatimu Shun Hee.” Hyun Bin menegakkan tubuhnya sambil berjalan meninggalkan Shun Hee yang tetap menatap jendela.
—oOo—
“Aku pulang.” tampak Shun Hee pulang dengan badan yang sedikit kelelahan.
“Nyonya Kim, darimana saja anda?” Kim So Hyun memang senang memanggil istrinya dengan sebutan Nyonya Kim. Karena itu merupakan tanda kepemilikan baginya.
“Dari Cafe Bene bertemu Hyun Bin.” Shun Hee segera masuk kekamar dan mandi tanpa meneruskan pembicaraan mereka
Selesai mandi Shun Hee seakan akan mendapatkan semangat baru, kesegaran baru. Saat Shun Hee melangkah keluar kamar, didapatinya Kim So Hyun sedang menonton diruang TV. Rasanya Shun Hee ingin memeluk pria itu dari belakang, tapi semua keinginanya ditepisnya.
Shun Hee berjalan menuju dapur untuk mencari sedikit minuman segar dikulkas agar menyegarkan pikirannya dari khayalan aneh itu. Tak mungkin seorang Shun Hee ingin memeluk Kim So Hyun.
“Hei nyonya Kim, sedang apa kamu disini. Apakah sudah ada masakan yang bisa dimakan ?” sejenak Shun Hee terkejut sontak ingin melihat orang yang memiliki suara itu. Sebelum sempat dia berbalik sepasang tangan yang kekar telah melingkar diperutnya. Kecupan kecupan yang bertubi tubi telah mendarat disekitar bahu dan rambutnya. Shun Hee ingin lepas dari pelukan itu, tapi apa daya tangan itu sangatlah kuat.
“Biarkan aku seperti ini sejenak.” terdengar suara Kim So Hyun jelas memohon dari balik rambutnya yang terurai. Tak ada lagi yang mengharuskan dia untuk melawan jika suaminya telah meminta. Yang ada mereka hanya bisa terdiam dengan posisi itu didepan kulkas yang terbuka.
—oOo—
“Kamu memang pintar memesan Nyonya Kim.” terlihat Kim So Hyun memasukan suapan terakhir kemulutnya. Akhirnya malam ini makan malam mereka berakhir dengan makanan pesanan lagi.
“Ini semua salahmu, kenapa kau memelukku begitu lama.” Shun Hee merasa direndahkan suaminya.
“Hahaha, kamu memang lucu.” Kim So Hyun tertawa sambil mengacak acak rambut Shun Hee. Shun Hee hanya semakin cemberut akibat ulah Kim So Hyun.
“Jangan cemberut lagi dong.” Kim So Hyun memberikan senyuman termanisnya. Sontak sifat Shun Hee berubah dari yang tadinya jinak menjadi super sensitif.
“YA! Tak usah berikan senyuman mu yang sok manis itu Kim So Hyun. Aku MUAK!!!” Shun Hee pergi meninggalkan ruangan. Dimeja makan terlihat Kim So Hyun dengan senyuman smirknya. “Baru saja dia sangat jinak sekarang sudah mulai lagi.” Kim So Hyun segera bangkit dari kursinya dan menuju kekamar.
—oOo—
Sinar matahari yang masuk melalui celah celah gorden menyilaukan mata Shun Hee, segera Shun Hee ingin beranjak dari tempat tidurnya. Tetapi dia tak bisa karena tangan suaminya sedang mendekapnya erat. Diurungkannya niat untuk bangun, dia takut malah membangunkan suaminya. Walau mata telah terbuka dan tak mengantuk lagi dia tetap berdiam diri dalam pelukan hangat suaminya itu. Sambil memandangi wajah suaminya.
‘Ternyata kamu tampan sekali ya, walau sedang tidur’ pikir Shun Hee dalam hati sambil tersenyum senyum sendiri.
Tiba tiba mata Kim So Hyun terbuka.
“Kamu kenapa Nyonya Kim ?” Shun Hee terkejut dan memalingkan wajahnya.
Kim So Hyun meraih wajah Shun Hee dan mencium dahinya. “Selamat pagi.” lalu menatap mata Shun Hee dalam dalam. Shun Hee hanya terdiam dia tak dapat berkata kata hanya buratan merah dipipinya yang dapat menjawab ucapan selamat pagi Kim So Hyun.
Sontak ingatannya kembali lagi kedalam raganya, Shun Hee mendorong kasar tangan Kim So Hyun yang sedang mendekapnya.
“Lepaskan!! Saya sudah terlambat.” dengan enggan Kim So Hyun melepaskan dekapannya terhadap Shun Hee.
Shun Hee yang mengenakan piyama putih, berdiri disamping ranjang mereka sambil bertolak pinggang membelakangi ranjang.
“Jangan bermalas malasan So Hyun, bukan berarti karena kamu lebih muda sehingga tidak bertanggung jawabkan ?” sebuah senyuman puas tepancar dari wajah Shun Hee.
Kim So Hyun menatap jengah kearah istrinya itu. Dipagi seperti ini saja istrinya bertindak bagaikan nenek sihir.
—oOo—
Sewaktu dibutik tadi Hyun Bin menyuruh Kim So Hyun untuk mengajak Shun Hee sekali sekali makan diluar bersama. Supaya istrinya tidak merengut terus.
Krak suara pintu terbuka. “Aku pulang.” tak lama kemudian tampak sosok Shun Hee muncul diruang tamu.
“Eh, kamu sudah pulang ?” sapa Kim So Hyun ramah.
“Hm..” sambil berlalu menuju kamar. Diikuti langkah kaki Kim So Hyun dari belakang.
So Hyun baru saja ingin melepaskan kemejanya karena dia ingin segera mandi. Sedangkan Kim So Hyun yang duduk ditepi ranjang mereka menatapnya.
“Bagaimana kalau kita makan diluar, Ddukbokkie mungkin enak.”
Ddukbokkie adalah makan yang aromanya sering tercium saat malam hari di kota-kota besar di Korea. Makanan ini dibuat dari kue ikan, telur rebus, ditambah saus pedas yang sedikit manis. Kue beras yang kenyal dan lembut, dihadirkan sebagai penawar rasa pedas yang disukai Shun Hee.
“Hm, baiklah. Aku mandi dulu.”
“Kalau begitu lekas mandi, aku menunggumu didepan.” Kim So Hyun beranjak dari tempatnya dan meninggalkan kamar mereka.
—oOo—
“Umm, aromanya” Park So Hyun terlihat senang, matanya berbinar binar melihat kota seoul yang dipenuhi pedagang makanan kaki lima dimalam hari.
“Kamu senang ?” Kim So Hyun memberi senyumannya sambil berjalaan memasukan tanggannya didalam kantong jaketnya. Memang suasana malam sangat dingin menusuk tulang tulang.
“Hm..” Shun Hee hanya bergumam sambil mengangukkan kepalanya.
“Itu, tempat ajjumah itu. Sudah lama kita tidak makan disitu.” Shun Hee berjalan didepan sedangkan suaminya mengikutinya dari belakang.
Setiba ditempat itu mereka memesan dua porsi ddukbokkie. Sudah lama memang mereka tidak mampir kewarung ini, sudah lama juga Kim So Hyun tidak melihat senyuman istrinya itu.
“Selamat makan.” kata mereka bersamaan sambil mengangkat sumpitnya. Shun Hee makan dengan sangat lahapnya, sedangkan suaminya makan perlahan sambil memperhatikannya geli. Tetapi tiba tiba ada yang mengganggu makan Shun Hee. Para gadis gadis SMA yang ada diwarung itu heran melihatnya sambil berbisik bisik.
“Hei, itukan Kim So Hyun model majalah itu.” kata salah seorang gadis yang mengenakan jaket merah.
“Iya betul, aduh.. Tampannnya” sahut salah seorang anak yang berkacamata.
“Dengan siapa dia ?” tanya anak jaket merah keheranan memandang kearah sepasang suami istri itu. Sempat dia bertatapan mata dengan Shun Hee. Shun Hee menatapnya dengan tatapan mematikan.
“Mungkin dengan ajjumahnya.” kata anak yang berkacamata seakan tak bersalah sambil memasukan sesuap makanan dimulutnya.
“Hihihi, Baiknya.” kata sijaket merah, tapi tiba tiba tatapan Shun Hee tertuju pada mereka berdua. Hanya mereka tak menggubris.
“Cinca? Ajjumah?” Shun Hee mengghentikan kegiatan makannya. Baru saja istrinya ini senang tapi kenapa jadi seperti ini lagi.
“Tenang, tenang..” “Lanjutkan makannya.” bujuk Kim So Hyun.
Tiba tiba gadis itu menghampiri meja makan mereka.
“Oppa.” kedua gadis itu menatap So Hyun dengan wajah yang sudah mirip anak kucing.
“Ya?” So Hyun yang baru menyuapkan makanannya beralih memandang mereka.
“Bisa minta foto ?”
“Okei.” So Hyun pun berfoto dengan kedua anak SMA itu, sedangkan Shun Hee memasang tampang aneh sambil mempercepat makannya.
“Kami bayar dulu ya Oppa.” mereka pergi kekasir tapi tetap memandang kearah So Hyun.
“Jangan terburu buru makannya.” So Hyun prihatin melihat istrinya itu.
“Iya Ajjumah.” ucap salah satu gadis SMA itu.
“Ajjumah ?” kali ini kesabaran Shun Hee habis, dia hendak berdiri tapi segera suaminya menarik tangannya.
“Maaf ada yang menempel dibibirmu.” kata So Hyun sambil menarik kuat tangan Shun Hee dan mengambil makanan yang ada dibibir Shun Hee dengan bibirnya.
“Huu..” kedua gadis itu heran terbelalak menatap So Hyun dan Shun Hee bergantian sedangkan Shun Hee sendiri merasa heran tapi sedikit bangga diatas penderitaan anak anak SMA itu. Hehehe..
“Kamu sudah siap ? Ayok kita pulang.” Ajak So Hyun kepada istrinya sambil mengulurkan tangan dan menggandeng istrinya ke arah kasir. Setelah membayar makanan itu. Shun Hee berkata “ Kami duluan ya.” sebuah senyuman puas mengalir diraut wajah Shun Hee sambil menggandeng erat suaminya dia melenggang bagai ratu.
—oOo—
Beberapa hari yang lalu Shun Hee baru saja merekrut seorang model wanita. Dia berharap kelak baju baju yang dikenakan wanita itu menjadi bahan pembicaraan. Karena disamping dia gadis muda, wanita itu juga gadis cantik yang direkomendasikan para karyawannya.
Shun Hee memperkiraakan mungkin tiga bulan mendatang bakalan banyak peminat dari kalangan artis yang datang kebutik mereka. Khususnya perempuan. Karena memang jelas baru kali ini Park Shun Hee mau memperkerjakan model wanita.
Tak disangka masih tiga minggu saja peminat dari kalangan artis banyak berdatangan kebutik mereka. Tidak hanya dari kalangan artis, tanggapan masyarakat pun baik terhadap iklan dimajalah yang dibuat itu.
Banyak baju baju couple menjadi incaran konsumen. Sehingga hal itu menaikkan omset butik mereka. Hal itu juga yang membuat Park Shun Hee menjadi orang super sibuk. Sehingga terkadang dia menyuruh Kim So Hyun suaminya pulang lebih awal.
Tak sengaja Shun Hee mendengar pembicaraan Dae Yang model wanita yang baru itu dengan seorang karyawan diruang make up.
“Oppa So Hyun sangat baik.”
“Iya saya tahu dia sudah beristri.”
“Dia senang bercerita banyak dengan saya.”
Shun Hee yang mendengar pembicaraan itu kaget, dia buru buru pulang kerumah.
“Aku Pulang.” terlihat bahwa suaminya mungkin sudah tertidur. Apalagi ini sudah pukul 11 malam. Suaminya jarang sekali bergadang. Park Shun Hee melangkah kearah kamar dan mendapati suaminya betul betul terlelap. Malam ini dia enggan tidur bersama suaminya. Ditutupnya kembali pintu kamar suaminya pelan seraya berjalan keruang tamu, Shun Hee memutuskan untuk tidur disofa.
“Nyonya Kim.. Nyonya Kim.” rasanya badan Shun Hee terguncang guncang, dia terbangun dari tidurnya dan melihat So Hyun yang tengah berdiri disamping sofa sambil mengenakan celana boxer, kaus kutang dan handuk dipundaknya. Mungkin suaminya baru selesai mandi. Tercium aroma maskulin yang mengalir dari tubuh suaminya Kim So Hyun.
“Apa kamu tidur disini semalam ?”
“Aduh..” belum sempat Shun Hee menjawab pertanyaan Kim So Hyun dia sudah merasa ada yang sakit diperutnya.
“Apa kamu tidak makan semalaman ?” Tampak wajah khwatir dari suaminya itu.
So Hyun mengingat ingat memang betul dia belum makan semalaman, karena dia kerja lembur dan panik sampai bisa bisanya lupa makan.
“Nyonya Kim, dasar.. Cepat mandi biar kumasakkan omelet.” Kim So Hyun beranjak menuju dapur dan Shun Hee menuju kamar untuk mandi.
—oOo—
“Tada, ini omelet spesial untuk Nyonya Kim.” So Hyun tersenyum lebar sambil menyodorkan piring omelet itu kepada istrinya.
“Gomawo.” seperti ada sesuatu yang menohok hati Shun Hee, sikap suaminya yang seakan akan baik ini tak sedikitpun dapat menyentuh hatinya. Shun Hee tau apa yang dilakukan suaminya diluar sana, bersama model muda itu. Pasti dia dapat menghabiskan banyak waktu dengan bocah ingusan itu.
“Bagaimana menurutmu Dae Yang model baru itu ?” Shun Hee bertanya lemah.
“Oh, Dae Yang.” “Mmm.. Baik, pintar meningkatkan omset penjualanmu. Dan..” terlihat So Hyun memasang wajah senyum senyum sendiri.
“Dan apa ??” Shun Hee tampak geram sekali melihat tingkah suaminya itu.
“Cantik, enak diajak ngobrol itu aja.” singkat padat dan menyakitkan, itulah yang didengar Park Shun Hee.
“Kenapa ? Kamu cemburu Nyonya Kim ?” tangan So Hyun yang terlipat diatas meja kini mendekat kearah Shun Hee sambil menggoda.
“Huh, untuk apa cemburu dengan bocah ingusan itu. Aku duluan.” setelah menghabiskan makananya, Shun Hee berangkat kebutiknya meninggalkan suaminya yang terheran heran.
—oOo—
Beberapa hari ini Shun Hee mengabaikan keberadaan suaminya, Shun Hee sering pulang malam dari butik dan bahkan dia lebih sering tidur di sofa ruang tamu. Saat Kim So Hyun menanyakan kenapa sikapnya. Dia hanya menatap malas suaminya daan langsung tidur disofa.
“Tolong jangan ganggu saya, saya banyak pikiran.” itulah kalimat yang sering dinyatakan Shun Hee pada suaminya. Perjalanan pernikahan mereka serasa berat sekali. Kim So Hyun selalu mengalah mengharapkan istrinya berubah sikap.
Saat saat ini seringkali mereka bertengkar, semua pertengkaran berawal dari perkara sepele. Mulai dari mereka bangun sampai tidur lagi.
Tapi, Kim So Hyun tak mau keadaan mereka semakin buruk. Dia coba berbicara pada istriya.
“Shun Hee.” terdengar pintu dibuka dan suara suaminya.
‘Ha?? Shun Hee ??’ semenjak kapan suaminya memanggil dia Shun Hee??
“Kita harus bicara, kita harus luruskan semua permasalahan ini.” So Hyun mulai mendekat ke meja rias istrinya. Kini bicara Kim So Hyun seakan akan sangat dingin, tanpa ada senyuman sedikit pun. Shun Hee tak tahan lagi diruangan itu, tatapan mematikan dari So Hyun. Apa dia lelah menghadapi sikap Shun Hee yang sering cuek dan mengabaikan ? Betul betul Shun Hee tak dapat bernafas diruangan itu. Dadanya terasa dipenuhi oleh debu yang membuatnya susah bernafas. Shun Hee mengutuki dirinya.
Tiba tiba terdengar suara telephone berbunyi. Syukurlah, ternyata itu milik Shun Hee. Shun Hee segera mengangkat sambil berkata. “Ya, saya akan segera kesana.” ada sebuah rasa senang karena Shun Hee bisa mengelakkan tatapan ngeri suaminya. Segera diraihnya tas yanga ad dimeja rias, Shun Hee berdiri dari tempat duduk. “Maaf, aku harus pergi.”
“Duduk kembali!” ekspresi suaminya tetap datar.
Tapi Shun Hee tidak menggubrisnya. Shun Hee melangkah menjauhi meja rias melewati suaminya yang berdiri disamping meja rias tersebut
“SHUN HEE..”
“YA!!!!” Teriak Kim So Hyun. Shun Hee mematung. Tapi dia tetap bersikeras untuk pergi. Saat dia melangkakan satu kakinya tiba tiba dengan emosi yang meluap luap Kim So Hyun mendorongkan tubuh Park Shin Hee yang kecil kearah dinding.
“KAU TAK MAU MENDENGARKAN KATA SUAMI MU??” Teriak So Hyun. Sekarang jarak mereka sangat dekat, tapi Shun Hee sangat ketakutan. Dia seolah olah tak mengenali suaminya. Tiba tiba hening beberapa lama. Kira kira sepuluh menit, So Hyun menahan Shun Hee didinding.
“Maaf.” kini nafas So Hyun mulai teratur dan dia melumat bibir istrinya sesaat.
“Maafkan aku, maafkan aku..” katanya lagi lalu melepaskan istrinya, pergi meninggalkan ruangan kamar.
Shun Hee tercengan, dia baru sadar karena ulahnya suaminya begini. Karena dia termakan cemburu tanpa menanyakan sebenarnya pada suaminya. Tapi tak ada lagi niat menanyakan sesuatu pada suaminya, dia hanya mengejar suaminya.
Saat Kim So Hyun memijak tangga terakhir. Shun Hee segera berteriak.
“Kim So Hyun!!” So Hyun hanya berbalik, melihat keatas lalu pergi. Shun Hee merasakan hatinya sangat sakit, dia dengan cepat menuruni anak tangga dan menarik tanggan suaminya yang sedang terlihat frustasi itu. Tangan kanan Shun Hee menarik tangan kiri So Hyun dari belakang sedangkan tangan kirinya merangkul leher So Hyun, mereka berciuman lagi. Mata So Hyun terbelalak, dia terkejut dengan sikap istrinya itu. Belum pernah Shun Hee seberani itu. “Maafkan aku yang terlalu kekanak kanakan.” Katanya disela sela ciuman mereka. So Hyun pun menarik tubuh Shun Hee, dia memasukan istrinya kedalam pelukannya. So Hyun membelai rambut istrinya yang tangisannya semakin lama semakin keras.
“Cup..Cup..Cupp.. Aku disini, tenanglah Nyonya Kim.” diperkuat So Hyun pelukannya seraya mengecup puncak kepala istrinya itu. Shun Hee semakin menenggelamkan tubuhnya dalam pelukan suaminya yang hangat. Yah.. Hatinya sangat tenang jika berada dalam pelukan So Hyun.
—oOo—
Hari ini adalah hari ualng tahun Shun Hee, entah mengapa dia sangat senang sekali. Walau beberapa hari yang lalu dia dilanda cemburu yang berlebihan karena suaminya memiliki pasangan model seorang wanita cantik yang seumuran dengan suaminya. Padahal model wanita itu adalah rekomendasi dari para karyawannya.
Pagi ini juga mereka berangkat sama ke kantor. Sepanjang perjalanan Shun Hee tersenyum senyum, sesekali So Hyun menatap heran kearah istrinya itu. Memang betul kekanak kanakan. So Hyun menurunkan istrinya dilobi butik mereka sebelum dia memarkirkan mobilnya. Memang butik mereka sekarang sudah sanagt besar. Itu semua akibat kegigihan istrinya So Hyun. “Nanti Sore pulang bareng ya.” ucap Shun Hee sambil keluar dari mobil.
Pekerjaan kali ini terasa begitu ringan baginya, Shun Hee selalu menatap kearah jam saat bekerja, memang betul betul dia ingin cepat cepat bertemu suaminya tercinta.
“Hyun Bin apa kabar ?”
“Tumben ada masalah apa lagi ?”
“Tidak ada masalah.” “mm.. Oh ya, kamu ingat ini hari apa ?” sedari tadi Hyun Bin karyawan sekalian sahabat dekatnya belum ada memberi selamat.
“Rabu.” “Kenapa ?” tanyanya malas.
“Ha? Kamu tidak tahu ?” Shun Hee sedikit ragu dengan persahabatan mereka.
“Tidak, cepat katakan kenapa ?” kali ini tampang sahabatnya sudah seperti zombie yang siap menerkam.
“Ah, tidak.. Kembali bekerja.”
“Huh.. Dasar aneh.”
—oOo—
Malam ini Park Shun Hee tengah menunggu suaminya, ada sedikit rasa malu kalu suaminya sudah melihat dia berdandan seperti ini. Dengan gaun yang berwarna peach, rambut digerai serta pewarna bibir dan pipi yang natural menambahkan kesan manis didirinya.
Tapi ini sudah pukul delapan, suaminya belum saja pulang sedari tadi. Apa suaminya lupa ya. Tapi seingatnya hari ini ada pemotretan. Segera di raih dia handphonenya dan menekan nomor Hyun Bin.
“Hyun Bin, Kim So Hyun masih dikantor ?”
“Ha? Oke terimahkasih.” air matanya tiba tiba saja memberontak untuk mengalir. Di cobanya untuk menelepon suaminya tetapi sedang tidak aktif. Shun Hyun pergi ke kamar dan tidur. Kepalanya begitu sakit. Kim So hyun suaminya sedang bersama Dae Yang saat hari ulang tahunnya. Sungguh keterlaluan.
Kira kira setengah jam Shun Hee terlelah akhirnya dia terbangun karena ada tangan yang kekar memeluknya dari belakang. Shun Hee tidur menyamping. Dilihatnya kebelakang ternya So Hyun. “Lepaskan So Hyun.” Shun Hee menarik kasar tangan So Hyun.
Shun Hee dalam keadaan berlutut menangis sehisterisnya. So Hyun segera merangkulnya kedalam pelukan tapi Shun Hee meronta ronta. Riasanya yang tadi cantik kini sudah berantakan.
“Ada apa Shun Hee ?” telihat suaminya juga berlutut diatas tempat tidur mereka, dia menatap istrinya yang memeluk ujung selimut putih. Selimut yang biasa mereka gunakan bersama.
“Tak usah belagak bodoh, kau pergi bersama wanita lain saat hari ulang tahun istrimu.”
“Dasar pria beristri yang tak tau malu.”
“Kau pikir karena lebih muda kau jadi seenaknya. Salah aku terlalu mencintaimu.”
“Ha?” “Maksudmu?”
“Aku benci kau.” Shun Hee mengeleng gelengkan kepalanya histeris.
Tiba tiba..
“Happy birthday Shun Hee
Happy birthday Shun Hee
Happy birthday
Happy birthday
Happy birthday Shun Hee”
“Happy birthday Shun Hee” ternyata itu adalah teman teman sekantornya. Di situ juga sudah ada Hyun Bin. Dae Yang.. Ya dia juga ada disitu, bahkan dia memegang cake ulang tahun Shun Hee.
“Maaf Shun Hee aku sengaja mengerjaimu. Saat kamu telphone kami semua tadi sedang ditoko cake. Mau menuju kesini.” Hyun Bin angkat bicara.
“Ha??” Shun Hee tak mengerti, dia bisa termakan jebakan yang akhirnya dia terlihat berantakan didepan suaminya.
“Makanya jangan terlalu cemburu.” Kata suaminya sambil menarik Shun Hee masuk kedalam pelukannya.
“Cepat ganti pakaianmu dengan ini, kami menunggu dibawah.” Hyun Bin menyodorkan sebuah kantong berisi gaun berwarna hijau tua.
“Ayo Kim So Hyun.”
Mereka pun meninggalkan Shun Hee sendiri..
—oOo—
Shun Hee turun dengan perasan malu, dia menatap teman temannya dengan malu malu. Apalagi semua tadi mendengar sikap cemburunya terhadap Dae Yang.
“Kamu cantik sekal Nyonya Kim.” Bisik Kim So Hyun ke telinga Shun Hee. Dia hanya tersipu malu. Mereka merayakan pesta dengan sederhana tapi sangat berkesan bagi Shun Hee.
—oOo—
“Bagaimana perasaanmu hari ini ?” Kim So Hyun mengamati istrinya yang berada dalam pelukannya.
“Aku senang. Gomawo.” hanya itu yang dapat keluar dari mulut Shun Hee.
“Syukurlah kamu senang Nyonya Kim.” So Hyun berbicara sambil membelai rambut Shun Hee dan membetulkan bantal mereka dengan Shun Hee berada dalam pelukannya.
“Gomawo..Gomawo..” Shun Hee terisak isak, dia semakin membenamkan kepalanya kedalam pelukan So Hyun. So Hyun ingin memisahkan diri, ingin menatap wajah Shun Hee. Tapi Shun Hee bersikeras. Akhirnya So Hyun menyerah. Dia membelai lembut rambut istrinya itu.
“Maaf..maaf..”
“Maaf karena aku terlalu cemburu.” kali ini So Hyun memegang wajah Shun Hee dan menatapnya dalam dalam. “Terimakasih karena telah cemburu.” katanya sambil mengecup bibir Shun Hee. So Hyun seolah olah merasakan rasa cake yang dimakan Shun Hee tadi. Dia sangat mengiginkan istrinya itu. Dia merindukanya. Memang hangat berada disamping istrinya, mengecup bibir mungil yang merah itu.
“Aku menginginkan Kim So Hyun junior ada dirumah ini.” ucap So Hyun ditengah tengan ciuman mereka. Shun Hee hanya terbelalak kaget.
—oOo—
Tamat..
Comments
Post a Comment